digitren.id, Jakarta – Insiden terbakarnya kendaraan listrik belakangan ini sering terjadi di beberapa negara di dunia. Alih-alih dapat lebih aman dari kendaraan konvensi, kendaraan listrik justru memiliki potensi kebakaran yang cukup tinggi akibat penggunaan baterai.
Melansir laman Waktu Hindustan hari ini, Selasa, 29 Maret 2022, salah satu solusi tinggi angka kebakaran kendaraan listrik ini adalah lewat penggunaan sistem baterai swap.
Jika Anda kesulitan melihat gambar, klik gambar untuk mendengar versi audio. Saat mengisi daya, penyimpangan termal seperti suhu yang tinggi menjadi salah satu penyebab kebakaran itu terjadi.
Baterai swap merupakan salah satu metode pengisian baterai kendaraan listrik yang paling efisien dan mengurangi waktu pengisian daya kendaraan. Saat baterai kendaraan listrik habis, pemilik hanya perlu pergi ke stasiun penukaran baterai dan penggantian baterai yang habis tadi dengan baterai baru yang masih penuh.
yang terkuras habis biasanya kondisinya sangat panas dan ketika ditukarkan, baterai tersebut dapat digunakan saat menukarkan baterai dan saat diisi ulang. Ketika baterai terisi penuh, baterai dimatikan dan catu daya dimatikan.
Sistem ini didasarkan pada jaringan Pemerintah China, yang saat ini sedang dibangun. Jika Anda kesulitan melihat gambar, klik gambar untuk mendengar versi audio.
Namun terkait sateem battery swap ini, Tesla sempat menolak penggunaan sistem baterai ini pada mobil listriknya. Menurut Tesla, penggunaan baterai swap ini hanya akan menimbulkan sejumlah masalah pada kendaraan dan tidak cocok untuk penggunaan skala luas.
DICKY KURNIAWAN | WAKTU HINDUSTAN | WP
Baca juga: Video Detik Seikah Mobil Listrik Meledak di Stasiun Pengisian
Apakah ada tautan langsung ke artikel? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.
Saat ini belum tersedia komentar.