Menemukan guru agama yang baik adalah prasyarat untuk belajar.
Digitren, – Para ulama telah memberikan contoh bagaimana menuntut ilmu dan mempelajari agama.
Menurut Ustaz Mustafaine Nasoha IAIN Surakarta, Direktur Pusat Studi Tata Negara dan Hukum Islam Namun untuk mencari guru, siswa harus mengikuti ajaran ulama sebelumnya.
“Sheikh Zarnuki dalam bukunya Taelim Mutalim Dia menulis tentang etika atau apa yang harus dicari ketika mencari guru. ” Pemuda yang akrab disapa Gus Mustaan ini menuturkan. Harian Republik.
Menurut Pondok Pesantren Al-Mu’adh Mankuyidan di Suracarta, para ulama juga mengajarkan etika dalam menuntut ilmu. Salah satunya harus bersabar.
Menurutnya, kesabaran ini adalah kunci orang yang mencari ilmu. Sheikh Zarnugi dalam buku Taelim Mutalim Ketika mereka mencari guru, mereka menulis tentang moral atau materi pelajaran.
“Karena itu, pertama-tama, ketika mereka— Guru Kita harus duduk di depan Guru. Jadi jangan langsung belajar,” ujarnya.
Menurutnya, jika melihat para ulama zaman dahulu, mereka terlebih dahulu duduk di Majelis Ulama untuk memastikan kesepakatan mereka. Guru yang ideal adalah menjadi apa yang kita inginkan.
“Misalnya jika kita ingin belajar Fiqh, kita bisa belajar dengan ahli Fiqh. Jika guru yang Anda cari tidak cocok, Anda bisa Mencari guru Lainnya sesuai keinginan kita,” ujarnya.
Kedua, jangan mencari guru karena gelarnya, tetapi carilah guru karena ilmunya. Maka pengetahuan guru harus jelas. Juga jika Anda dapat menemukan guru dengan nasab yang baik. Karena pengetahuan kita tentang silsilah seorang guru yang baik adalah karena Allah.
Langkah terakhir adalah menemukan guru yang baik. Hal ini menurut Hamed bin Abi Suleiman dalam bukunya. Ta’ali sudah mati.
Oleh karena itu, dalam buku Hasiyah Bajuri, Ada tiga syarat seseorang disebut syekh: ia memiliki ilmu yang luas, akhlak yang mulia, dan pengikut yang baik atau banyak.
Sumber: Rep. Republican Daily
Saat ini belum tersedia komentar.